Perubahan warna gigi diawali oleh rokok, konsumsi kopi, serta beberapa jenis makanan dan minuman. Banyak orang yang memilih untuk memutihkan gigi mereka sebagai solusi praktisnya. Padahal, pemutihan gigi (teeth whitening) memiliki beberapa efek samping yang berbahaya.
Efek samping pertama adalah adanya sensitivitas gigi, yang terbagi atas dua bagian, yaitu sensitivitas panas dan sensitivitas udara. Sensitivitas panas terjadi saat mengonsumsi makanan dan minuman apapun yang panas dan dingin. Sedangkan, sensitivitas udara terjadi saat seseorang bernafas melalui mulutnya. Kandungan cabamide peroxide yang terdapat dalam pemutih melunturkan email (lapisan gigi) dan mengakibatkan timbulnya sensitivitas selama proses pemutihan dan setelahnya.
Iritasi tenggorokan adalah efek samping lain penggunaan pemutih gigi. Hal ini terjadi karena pemutih tak sengaja tertelan dan mengenai tenggorokan. Bahan dari pemutih ini membuat seseorang dehidrasi karena produksi air liur akan berkurang. Selain itu, efek lain dari tertelannya pemutih adalah rasa terbakar pada tenggorokan dan muntah.
Walau lebih praktis dan cepat, pemutihan gigi yang dilakukan secara modern di dokter gigi justru menambah daftar efek samping yang bisa diderita, yaitu rasa terbakar pada mulut, pembengkakan, luka, dan perubahan warna pada jaringan gusi.
Efek samping lain yang tak kalah menyakitkan adalah terkurasnya "kantong". Bagaimana tidak. Pemutihan gigi memberi efek sementara, yang berarti harus dilakukan secara berkala untuk mendapatkan hasil maksimal. Dan, biaya satu kali kunjungan untuk perawatan sejenis ini tidak dapat dikatakan murah.
0 komentar:
Posting Komentar