Kamis, 13 Januari 2011

Tips Mengecek V-belt

Umumnya, umur pakai v-belt di skubek 15.000-20.000 kilometer. Namun, lewat dari itu, v-belt biasanya putus tanpa ada tanda-tanda sebelumnya. Itu diakui Raymond dari JP Racing Cengkareng, Jakarta Barat, yang pernah kedatangan konsumen ke bengkelnya karena motornya putus v-belt secara mendadak.
Selain karena usia pemakaian yang lebih, ada beberapa hal menjadi penyebab putusnya v-belt, dan semuanya bisa dideteksi kalau mau bersusah sedikit. Inilah bagian-bagian yang perlu dicermati.
1. Lihat bagian dalam atau bagian bergigi dari v-belt. Tanda-tanda mau putus, kata Raymond, biasanya ada yang retak-retak. Kalau tidak ada, bisa juga menekuk v-belt.
2. Di sisi samping belt, sudutnya terlihat lebih ramping atau tajam ketimbang belt standar. Itu menandakan belt sudah aus akibat gesekan dengan puly. Jika sudah aus—belt menjadi mulur—menimbulkan suara berisik di rumah CVT, seperti rantai yang kendur, karena belt bergesek dengan tutup CVT atau crankcase.

Pengaruhnya, "Akselerasi awal biasanya jadi selip. Seperti gas diputar tapi tenaga tidak sesuai putaran mesin," bilang H Indra Putera Laksana, mekanik GT Speed di Cinere, Depok.

3. Pemakaian ukuran ban yang tak lazim, misalnya 140/80-14. Belt butuh tekanan lebih besar untuk menggerakkan roda. Inilah yang bikin belt cepat aus. Selain itu, tenaga yang besar—akibat pemakaian ban lebar—juga bikin belt cepat aus.

4. Rute perjalanan yang panjang seharian juga bikin daya tahan v-belt berkurang lalu membuatnya cepat putus. Misalnya, sekali jalan puluhan kilometer tanpa istirahat dicampur macet. Walau pemakaian masih sekitar 10.000 km, v-belt bisa saja putus.

Nah, untuk menangkal semua itu, enggak ada salahnya dilakukan pengecekan. Itu bisa dilakukan waktu senggang. (Eka)

Sumber : tips-otomotif.blogspot.com

Dapatkan info lain mengenai bengkel modifikasi mobil & bengkel modifikasi motor di ster1.karir.com

0 komentar:

Posting Komentar