Hal tersebut karena orang kini makin mudah mendapatkan informasi di internet, yang otomatis mengubah perilaku orang untuk berwisata."Mereka mencari sendiri informasi satu tempat tujuan wisata dari internet baru kemudian bertanya ke kita sebagai biro perjalanan wisata. Nah, disini fungsi penasehat. Kita memberikanpertimbangan-pertimbangan serta informasi yang tidak mereka dapatkan di internet. Perkara mereka mau menggunakan jasa kita, itu tergantung mereka,"tutur Ameriawati Atmadibrata, Wakil Ketua II Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) "Sekarang kita tidak hanya menjadi agen perjalanan semata. Tapi juga menjadi penasehat perjalanan juga," katanya.
Disinggung apakah kondisi tersebut mengancam bisnis agen perjalanan wisata, Ameriawati mengaku memang ada pengaruhnya namun tidak bisa dibilang mengancam bisnisnya. Pasalnya kebutuhan akan agen perjalanan wisata selalu ada."Korporat atau keluarga, mereka selalu butuh jasa kami. Untuk first traveller juga kebanyakan menggunakan jasa kita. Mungkin untuk backpacker atau yang sudah pernah datang itu biasanya yang mencari-cari informasi di internet lalu jalan sendiri," ungkapnya.
Internet Takkan Membuat Agen Pariwisata Jatuh
Pun demikian, Ameriawati optimis bahwa bisnis biro perjalanan wisata tidak akan redup. Justru dengan perkembangan teknologi ini akan membuat para agen perjalanan wisata memiliki paket atau program yang beragam serta menarik."Kita ciptakan pasar. Karena pasti selalu ada celah. Prisipnya orang senang diurus. Jadi pintar-pintar kita untuk mengemas paket yang lebih menarik lagi. "Justru perkembangan teknologi bisa membuat kita lebih kreatif," ujarnya penuh optimis.
Sumber – detikinet.com
0 komentar:
Posting Komentar